Selasa, 28 Februari 2017

Berlatih melepas & memakai pakain hari ke 6

     Alhamdulillah sudah masuk hari ke enam membersamai dastan konsisten berlatih melepas & memakai pakaian sendiri. Mudah-mudahan kedepannya dastan tetep istiqomah membiasakan diri melepas & memakai pakaian sendiri.
   
     Hari ini kami ada acara di luar rumah, mom mencoba meminta dastan memakai jaket sendiri, jaketnya memakai resleting, sebelumnya dastan belum pernah belajar pakai jaket/baju yang beresleting depan, seperti biasa dastan sudah bisa sendiri memasukkan bagian lengan kanan dan kiri, tapi saat giliran memakai resletingnya dastan bingung, dan memilih melepas kembali sendiri jaketnya. Kemudian dastan menolak pergi memakai jaket. πŸ˜…

     Mom tidak memaksa dastan untuk memakai jaketnya karena ini baru hari pertama mom minta dastan memakai jaket sendiri, kebetulan hari ini perginya pakai mobil jadi mom minta dastan bawa jaketnya saja ke mobil, khawatir kedinginan di perjalanan. InsyaAllah besok kita coba lagi ya dastaan. Mengingat hasil diskusi sama ayah dastan tadi malam, kata ayah anak kecil itu tidak bisa diminta praktek atau belajar banyak hal sekaligus, harus satu-satu tapi sering dan berturut-turut, jadi mom tidak mau memaksa, mungkin dastan bingung kemarin-kemarin diminta pakai kaos oblong, kemudian baju berkancing dan hari ini jaket beresleting. 😬 Jadi kita tuntaskan satu-satu djlu ya dastan, resleting dulu atau kancing dulu latihannya. 😊

#level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
   

Senin, 27 Februari 2017

Berlatih memakai pakaian sendiri day 5

   Di hari ke-5 proses dastan belajar melepas & memakai pakaian sendiri dastan sudah terlihat semakin enjoy dan sudah bisa dilepas tanpa bantuan, terutama memakai kaos oblong & celana. Sekarang stelah selesai mandi kalau dastan diminta pakai baju langsung semangat dan buru-buru mengambil baju. Alhamdulillah πŸ‘πŸ‘πŸ‘

   Setelah diskusi sama ayah, sepertinya di usia sekarang dastan memang belum cukup umur untuk bisa memakai baju yang berkancing sendiri, karena belum terbiasa memegang kancing yang kecil dan masih sangat kesulitan, jadi ayah & mom masih boleh membantu dastan melepas & memasang kancingnya, soalnya dastan malah menarik bajunya sampai kancingnya lepas ketika dia kesal kesulitan membuka kancing πŸ˜†. Tapi kami sepakat untuk tetap melatih dastan belajar memakai & melepas baju berkancing. 

     Karena hari ini masih menginap di rumah abah di Subang, mom belum sempet membuat busy book buat dastan belajar melepas kancingnya, insya Allah setelah pulang ke Bandung mom buatin busy booknya karena bahannya sudah ada di rumah. 

#level2
#KelasBunsayIIP
#MelatihKemandirian

Minggu, 26 Februari 2017

Berlatih memakai pakaian sendiri day 4

   Alhamdulillah sampai hari ke empat ini mom masih konsisten untuk melatih dastan belajar memakai dan melepas pakaian sendiri. Ada yang beda dengan ekspresi dastan hari ini, dia sudah tidak menolak lagi ketika diminta melepas atau memakai pakaian, ekspresinya di ganti dengan semangat dan senyuman girang, sepertinya dastan sudah merasa enjoy melepas dan memakai pakaian sendiri, dastan senang dan semangat ketika di ajak mandi dan diminta melepas pakaian. Dan ini membuat mom bahagia, alhamdulillah ternyata proses latihan belajar mandiri ini tidak menjadi paksaan buat dastan dan mom jadi lebih semangat dan optimis kalau dastan sudah bisa belajar mandiri.

    Untuk proses belajar melepas & memakai baju berkancing, sepertinya dastan masih agak lama untuk dastan bisa melakukannya sendiri, dastan belum terbiasa dengan kancing & lubang kancing, dan mungkin karena kancingnya terlalu kecil bagi dastan. Untuk membiasakan dastan memegang kancing, mom berencana membuat busy book buat dastan dari kain flanel dan aktifitasnya memasukan kancing ke lubangnya tapi ukuran kancingnya yang lebih besar dari kancing baju biasa. 

#Level2 
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Sabtu, 25 Februari 2017

Berlatih memakai pakaian sendiri day 3

     Hari ini hari ke 3 dastan berlatih melepas & memakai pakaian sendiri. Setelah berhasil melepas & memakai pakaian sendiri di pagi hari tanpa drama, mom berniat mulai melatih dastan memakai baju yang berkancing. 

     Akhir-akhir ini dastan sedang sangat caper (cari perhatian). Apapun yang dastan kerjakan selalu ingin dilihat anggota keluarga yang lain. Kebetulan hari ini dastan sedang mudik ke rumah nenek, jadi apapun yang dastan kerjakan selalu minta dilihat sama nenek atau abah. Sore ini,  setelah selesai mandi sore, mom menyiapkan piyama yang akan di pakai dastan, bajunya berkancing 3. Awalnya dastan menolak diminta memakai baju, tapi setelah mom bilang abah mau lihat dastan pakai baju sendiri dastannya jadi semangat. Untuk memakai celana, dastan sudah semakin mahir dan ngga marah-marah lagi kalau belum selesai. Dan setelah berhasil memakai celana dastan bilang "abah lihat dastan pakai baju sendiri" lalu dastan toss sama abah. Ketika di minta memakai baju yang berkancing, dastan bingung karena dua hari kemarin selalu memakai kaos oblong. Setelah di beri instruksi tata cara memakai baju berkancing, mulailah dastan PD mencoba  memakai baju sendiri, dan alhamdulillah berhasil ke tahap memasukkan tangan kanan dan kiri. Kemudian dastan di minta mencoba memasukkan kancing baju ke lubangnya, dastan berani coba, baru satu kali dastan mencoba dan terlihat kesulitan kemudian bilang "mom susah ngga bisa". mom bilang coba lagi yaa, dan masih belum bisa. Mom menawarkan bantuan ke dastan memasukkan kancing ke lubangnya setengah dulu nanti dastan tarik, kemudian berhasil dan dastan ketawa-ketawa. Tapi ketika diminta menarik kancing yang kedua dastan menolak dan malah lari pergi. Baiklaah,  mom ngga mau maksa dastan, hari ini di bantu mom dulu yaa besok kita coba lagi. 

Semangat, semangat, semangat.

#level2
#KuliahBunsayIIP
#melatih kemandirian

Jumat, 24 Februari 2017

Berlatih memakai pakaian sendiri day 2

Ini hari ke-2 dastan berlatih memakai & melepas pakaian sendiri, dan ternyata hari ini latihannya penuh drama. πŸ˜…

Sebelum dastan mandi, dastan diminta untuk melepas baju sendiri. Awalnya dastan bilang ngga mau, mau sama mom aja, mom bilang dastan coba dulu yuk kemarin kan udah dibantu sama mom, sekarang belajar sendiri yuk. Dan dastan mau mencoba, mom memberi arahan buat dastan bagaimana cara membuka baju, dan ternyata hari ini bisa buka baju sendiri dengan instruksi yang mom kasih. Hari kemarin dastan ngga berhasil membuka baju (kaos oblong) ternyata karena mom kasih instruksi yang belum bisa dastan lakukan. Hari ini mom coba meminta dastan membuka baju mulai dari diminta menarik salah satu lengan baju ke arah dalam. Dan alhamdulillah cara ini berhasil, setelah berhasil menarik kedua lengan ke dalam baju, terakhir dastan melepas baju lewat leher. yeay! 

Dan drama setelah mandipun dimulai..
Setelah selesai mandi, mom menyiapakan baju yang akan dipakai dastan dan mom meminta dastan memakai baju sendiri, awalnya terjadi penolakan tapi lama-lama setelah bernegosiasi dastan mau. Awalnya, dastan berhasil memasukkan baju ke leher dan ke tangan sebelah kanan, ketika dastan mencoba memasukkan tangan yang kiri dastan merasa kesulitan dan kemudian menangis minta bantuan sambil bilang susah. Mom sama ayah tetep menyemangati, tapi dastan menyerah ngga mau melanjutkan pakai bajunya dan lebih memilih keluar dari kamar dengan baju yang belum selesai dipakai. Mom meminta bantuan ayah untuk membujuk dastan tapi tidak berhasil, dastan malah lari-lari dan bilang ngga mau pakai baju. Setelah hampir 10 menit dastan lari-lari dastan duduk di kursi makan dan bilang mau makan. Tapi mom bilang kalau sudah selesai pakai baju dastan boleh makan, kalau dastan belum pakai baju belum boleh makan. Kemudian dastan mengalihkan perhatian ke mainan, mom mau main kereta boleh? belum boleh dastan kalau udah selesai pakai baju dastan boleh main. Dan akhirnya alhamdulillah dastan mau memakai baju sendiri dan berhasil, yeay! setelah selesai dastan di ajak toss sama ayah. 

Kesabaran dan kekompakkan orang tua ketika menunggu anak mau mencoba, benar-benar di butuhkan didalam proses belajar mandiri ini. 


                                 

#level2
#kuliahBunSayIIP
#melatihkemandirian

Kamis, 23 Februari 2017

One week one skill, Melatih kemandirian anak

Setelah membaca materi tentang kemandirian anak, ternyata banyak manfaat dari melatih  kemandirian anak sesuai dengan usianya.
1. Kemandirian erat kaitannya dengan meningkatkan rasa percaya diri anak.
2. Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka (tidak bergantung pada orang lain).
3. Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.

Ketika kita sebagai orang tua berkomitmen untuk mulai melatih kemandirian anak, kita harus konsisten memegang kuci dalam melatih kemandirian anak. Untuk usia 1-3 tahun kucinya:
1. Selalu membersamai proses latihan anak.
2. Mau repot di 6 bulan pertama.
3. Bersabar.
4. Konsisten dengan aturan, jangan luluh sama rengekan anak.

Bismillah.. Di usia dastan 26 bulan ini, mom & ayah sepakat untuk bersama-sama melatih kemandirian dastan. Diantaranya belajar:
1. Memakai pakaian & melepas pakain
2. Mandi sendiri
3. Membereskan kembali mainan yang telah selesai dipakai
4. Toilet training

Tantangan hari pertama di game ini mom & ayah mulai melatih dastan untuk belajar melepas pakaian sendiri & memakai pakaian setelah mandi. Dan akhir-akhir ini dastan memang lagi suka meminta mau pakai baju sendiri, tapi kalau lagi buru-buru mau berangkat, biasanya mom yang pakein baju dastan.

Result: untuk melepas celana, dastan sudah bisa dari usia sebelum 2 tahun, tapi karena mom kurang konsisten melatihnya, dastan jadi ngga sabaran lagi, selalu bilang "moom susahhh, sama mom ajaa".
Tapi mom tetep teru semangatin dastan & minta terus mencoba sambil bilang kan dastan udah bisaa. Dan akhirnya dastan bisa, kemudian tertawa sambil bilang horee. Namun dastan belum bisa melepas baju (kaos oblong) sendiri, masih kerepotan saat diminta mengangkat bajunya keatas, tapi sudah bisa melepas jaket, mungkin karena pakai resleting jadi lebih mudah.

Untuk memakai baju (kaos oblong) dastan sudah mulai bisa, tapi masih dibantu sama mom membuka arah lubang kepala & tangan. Memakai celana sendiri juga sudah mulai mau & bisa, tapi masih marah-marah kalau lubang kakinya ngga ketemu-ketemu. 😁


                                         


#level2
#kuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian





Jumat, 17 Februari 2017

Aliran Rasa Komunikasi Produktif Kelas Bunda Sayang IIP

     Setelah mendapat materi komunikasi produktif di kelas bunda sayang ini, saya mendapat banyak ilmu baru, ternyata berkomunikasi yang produktif itu tidak hanya asal ngobrol, tidak hanya asal bicara. Banyak sekali cara komunikasi saya yang harus di perbaiki, terutama berkomunikasi dengan dastan, sedikit-sedikit mom mulai belajar, dan harus istiqomah untuk terus praktek berkomunikasi produktif dengan keluarga. Setelah mulai praktek komunikasi produktif juga mom merasa jadi lebih dekat dengan dastan, belajar memahami keinginan anak, belajar memahami kalau anak kecil itu bisa bahagia dengan hal-hal kecil, bahagia dengan sederhana dan yang paling penting belajar ikhlas memaafkan. 
     Selain lebih dekat dengan dastan, praktek komunikasi produktif juga membuat saya lebih sering diskusi sama suami, dan membuat kami lebih kompak dalam mengasuh dan berkomunikasi sama dastan. Salah satunya, kami sama-sama sepakat untuk tidak membiarkan dastan memegang gadget. Dan kami sama-sama sepakat untuk tidak memakai gadget di depan dastan. 
     Alhamdulillah, senaang sekali bisa mengikuti dan menyelesaikan tantangan komunikasi produktif di kelas bunda sayang ini. Barakallah bu Septi untuk ilmunya, dan terimakasih banyak untuk teteh-teteh fasilitator yang selalu ada untuk berbagi dan mendampingi. 😊

Hari pertama tanpa HP

Hari ini mom mulai mencoba praktek membuat dastan lupa sama HP. Pagi-pagi dastan keliling-keliling rumah sambil ngoceh "mom, HP emom mana yah?" biasanya dastan suka mencabut sendiri HP yang sedang di charge lalu kabur ngumpet-ngumpet cari video truk. Ketika dastan nyari-nyari HP, mom mengajak dastan main mainan yang lain. "dastan kita main blocks aja yuk", "dastan kita main kereta-keretaan aja yuk". And it works, yeay! dastan menyambut ajakan mom dengan senang, kamipun "anteng" main berdua. 😁

Alhamdulillah sampai malam dastan ngga nyari ataupun nanya HP dimana lagi. Tadi siang juga ada omnya dastan kerumah, mom minta ke om untuk tidak pegang HP di depan dastan, dan om pun setuju. Mom baru pegang HP disaat dastan tidur atau meminta ijin ke kamar sebentar untuk ngecek pesan dari customer.

Pelajaran hari ini, dimana ada kemauan insyaAllah disitu ada jalan. Tantangannya adalah mom harus cari cara dan buat aktivitas yang banyak,seru dan ngga membosankan buat dastan supaya dastan lupa sama HP.

#hari10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Menjauhkan gadget dari Dastan

Saya dan suami sepakat untuk tidak membiasakan dastan menonton televisi. Di rumah kami, TV itu hanya sebagai pajangan 😁 jaraang banget kami nonton TV, dan akhirnya dastan juga ngga tertarik sama benda elektronik itu. TV hanya sesekali menyala ketika ada kunjungan keluarga, abah-nenek, om-tante atau yang ti-yang kung. Dan itupun tidak membuat dastan tertarik menonton TV.

Tapiiiiii.... Satu bulan terakhir ini dastan jadi sering memegang HP, menonton video truk, mobil atau kereta kesukaan lewat youtube. Dia anak yang cerdas, baru liat sekali aja dia langsung bisa hafal yang mana icon aplikasi buat nonton truk itu di dalam hp, saya & suami pun kaget, loh kok bisa yaa? setelag di hapuspun itu aplukasi youtube dia bisa pijit-pijit icon browser dan ketemulah history youtube.  πŸ˜“ Awal mula kami membolehkan dastan pegang HP itu hanya ketika dastan diminta video call sama abah-nenek atau yang ti-yang kung, tapi semakin kesini semakin ngerti kalau di HP bisa nonton truk atau kereta kesukaannya dia.

Ketika ayah & mom ketat banget menjauhkan dastan dari gadget, ada anggota keluarga lain yang bisa dengan mudah memberi pinjaman HP buat dastan. Misal ketika ikut ke subang main ke rumah abah, di waktu dia kehabisan mainan, dastan pasti langsung nyari, HP abah mana ya? atau baahh datan mau nonton truk. 😐

Tapi mom ngga mau nyalahin anggota keluarga yang lain, mom sama ayah sepakat kalau dastan minta pinjam HP terus juga karna mom sama ayah terlalu sering pegang HP juga di depan dastan. Awalnya mom membuat pembenaran buat diri sendiri, aku kan jualan online, ya otomatis pasti bakal sering pegang HP setiap harinya. Dan mom juga suka bilang sama dastan kalau mom pegang hp itu sedang bekerja. Cumaa, hari ini mom melihat kok ada yang aneh ya dengan mata dastan, dia jadi keseringan ngedip, matanya kedip-kedip terus lebih sering dari biasanya, dan sepertinya mom tau apa sebabnya, HP. Ya si HP yang buat mata dastan kedip-kedip terus, si HP yang buat dastan pura-pura ngga denger kalau lagi di panggil. Berarti ini sudah waktunya kami harus benar-benar membuat dastan lupa sama HP sebelum dastan terkena dampak negatif yang lain dari HP.

Sepulang kerja ayah barusan, mom cerita sama ayah tentang masalah mata dastan, dan mom juga udah coba tadi dari jam 3 sore sampai ayah pulang kerja barusan mom ngga pegang HP dan nyimpen HP di tempat yang tidak bisa di jangkau dastan, alhamdulillah dastan sama sekali ngga nanya HP mom dimana ya? atau mom datan mau nonton truk. Mom juga mengutarakan pendapat sudah saatnya kita harus benar-benar STOP menjauhkan HP dari pandangan dastan. Dan alhamdulillah kami sepakat mulai hari ini kami tidak akan memakai HP di rumah di depan dastan. Kalau mau buka HP ke kamar yang lain dulu, menjauh dari pandangan dastan, biar dia lupa sama HP. Bismillah semoga kami istiqamah. Aamiin

Pelajaran hari ini, ya benar sekali kalau anak adalah peniru yang sangat ulung. Apa yang dia lihat, itu yang dia turuti.
Tantangannya adalaaah, video call sama yang ti-yang kung itu ngga bisa diputus, karena jarak kami jauh hanya lewat video call yang bisa mendekatkan mereka & obat penghilang kangen. PR ayah dan mom yaitu, membolehkan dastan memegang HP hanya ketika sedang video call atau telpon dengan anggota keluarga yang lain. Selain itu sama sekali tidak boleh. Tantrum setelah dilarang pegang HP itu sudah pasti, dan ayah sama mom harus bekerjasama mengalahkan tantrumnya dastan. Semangatt πŸ˜ƒπŸ’ͺ

#hari9
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Tantangan mengubah ancaman

Dastan si anak tukang makan udah 2 hari ini mogok makan berat (baca:nasi) dia cuma mau makan buah, atau cemilan-cemilan yang lain, makan nasi bener-bener nolak. πŸ™ˆ
Selama 25 bulan, baru sekarang nih dastan nolak makan berat sampai 2 hari, dan itu juga makan pagi, siang, malam. Jujur dalam hati mom galau, mikir kenapa yaaa? soalnya tiap ditanya kenapa ga mau makan? selalu mengalihkan pembicaraan, dan kalau ditanya mau makan apa? selalu ngga jawab πŸ˜‘ mungkin dastan sedang bosan makan makanan yang pakai piring. 😁

Dastan: mom, datan mau main cama emom di ual (dastan mah main sama emom diluar).
Mom: boleh, tapi makan dulu ya..
Dastan: ngga, ga mau makan.
Mom: ini udah jam 10, udah siang dastan belum sarapan. Boleh deh main sepeda di luar tapi sambil makan.
Dastan: ngga, ga mau makan. Mau main aja. (kemudian nangis)
Mom: ya udah kalau ngga mau makan, mom juga ngga mau nemenin main diluar. (ancaman)
Dastan: aaahh, mau main di ual. Sambil mamam.
Mom: nah gitu dong, ok deh kita keluar.
Masuk suapan pertama, kemudian di keluarin lagi sama dastan, suapan ke dua dan seterusnyapun sama, akhirnya dia tetep ngga makan.

See? apakah ancaman mom buat ga nemenin main kalau ga mau makan berhasil? NO. Dia hanya acting bilang mau makan di luar dan setelah dapet yang dia mau (main di luar) tetep gagal makan. πŸ˜‚

Jujur, tantangan untuk mengubah ancaman itu sangatt menantang, entah karena memang pola asuh dari orang tua dulu, mom selalu refleks mengancam dastan ketika dastan menolak perintah yang mom kasih. Dan ini ternyata harus di ubah. Mengubah ancaman ini butuh waktu panjang, karena setiap ketemu anggota keluarga yang lainpun ya memang selalu menggunakan ancaman ketika dastan menolak. πŸ™ˆDan bukan hal mudah mengubah kata-kata ancaman menjadi ajakan ataupun meberi pilihan ke anak bagi orang yang belum terbiasa seperti saya. Butuh waktu mikir agak lama buat merangkai kata penggantinya. πŸ˜… Tapi sedikit-sedikit mom coba yaa dastaan, biar mom ga ngancam-ngancam dastan lagi. πŸ™

#hari8
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Ga mau, ga mau, ga mau.

Dastan semakin kesini kok semaking sering ngeyel yaaa? bikin mom bingung, lagi ngetes kesabaran mom yaaa? πŸ˜…
Tantangan banget nih buat mom, lagi sering-seringnya disuruh ini itu bilang ngga mau. Diajak ini itu juga jawabnya selalu ngga mau.
Hari ini mom ditolak terus sama dastan.

Mom: dastan mandi dulu yuk!
Dastan: ga mau. Ga mau mandi.
Mom: nanti dastan boleh sambil mandiin truk (mobil-mobilan)
Dastan: tluk yang ini ya, yang eskavatol. (truk yang ini ya, yang escavator)
Mom: iya boleh.
*baru deh mau mandi setelah bernegosiasi

Mom: dastan makan dulu yuk!
Dastan: ga mau. Belum lapar.
Mom: ini ada nasi kuning loh, dibeliin ayah tadi pagi.
Dastan: ga mau mamam nahi kuning (sambil kabur)
Mom: mau makan apa dong?
Dastan: mau mamam otak-otak
*akhirnya mau makan setelah mendapat otak-otak

Mom: dastan beresin mainannya lagi yuk!
Dastan: ga mau. Ga mau beresin mainan.
Mom: kan mainnya udah selesai, kalau udah selesai harus diberesin:
Dastan: ga mau.
Mom: ya udah mom simpan ya mainannya dastan ga bisa main lagi besok.
*kemudian mau beresin mainan karena ngga mau mom simpen mainannya, kalau mom yang simpen biasanya di lemari yang tinggi dan dastan ngga bisa ngambil sendiri 😁

Itu hanya beberapa percakapan dengan dastan hari ini, daan masih banyak ajakan-ajakan dan perintah lainnya yang berakhir dengan jawaban ngga mau. πŸ˜†

Gemeess yaaa mom jadinya, tapi harus ditahaaan jangan sampe kesel. Ngga tau niru orang atau emang lagi masanya ya umur 2 tahunan belajar menolak? πŸ˜… yang pasti sih beneran jadi tantangan banget buat mom, putar otak mencari cara yang lain ketika ditolak, dan emosi haruuss bener-bener dijaga jangan sampai terpancing. Huh hah! semangatt moom, baru juga 2 tahun, namanya juga makhluk hidup, makhluk pembelajar, kalau yang disuruh-suruh nurut aja sih namanya boneka atau robot, bukan anak-anak. πŸ˜‚

#hari7
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Praktek komunikasi produktif menggunakan kalimat tunggal

Akhir-akhir ini mom suka ngasih tugas rutin sama dastan, kalau pagi-pagi setelah dia bangun tidur dastan suka mom minta tolong buat membuka gorden kamar. Begitupun di sore hari menjelang malam, dastan suka mom beri tugas lagi buat menutup gorden.
Tujuannya adalah untuk mengenalkan perbedaan siang dan malam, lewat cahaya matari.
Biasanya mom minta dastan buka gorden itu pas dastan baru bangun tidur, tapi kadang-kadang kalau dastan menolak mom suka nyerocos ngomel-ngomel sampai dastan mau.
Mom: (melihat dastan bangun) eh dastan udah bangun? udah kenyang tidurnya?
Dastan: udah (sambil senyum)
Mom: alhamdu?
Dastan: lillah. Mom, dastan mau digendong. (rutinitas dastan bangun tidur selalu minta digendong ke dapur buat ambil minum)
Mom: boleh, tapi tolong buka dulu gordennya yaa
Dastan: euuhhh (menolak)
Mom: ayo doong, tolong buka gorden yaa
Dastan: euhhh (masih menolak)
Mom: kan dastan udah bisa buka gorden, coba lihat diluar udah terang loh, udah ada matahari.
Dastan: mana?
Mom: ituu diluar liat dari gorden coba lihat udah terang
Dastan: ga mauu kemudian nangis πŸ˜…
Mom: yaudah kalau ngga mau sekarang ngga apa-apa, mom yang bukain dulu gordennyaa.
Akhirnya mom mengalah, mom yang buka gorden tapi tanpa ada paksaan sama dastan. (biasanya mom suka maksa atau nunggu sampai dastan mau)

Hari ini mom fokus ke penggunaan kalimat tunggal ketika meminta dastan melakukan sesuatu, saat dastan tadi siang selesai bermain blocks mom bilang "dastan,  selesai main masukin lagi mainannya ke kotak ya" (stop tanpa ada celotehan-celotehan sambungan)
Awalnya dastan menolak, tapi setelah mom bilang "dastan, kita beresin lagi mainannya yuk" akhirnya dastan mau beresin mainannya.

Sore hari menjelang maghrib, mom minta tolong dastan lagi buat menutup gorden. "dastan, udah malam tolong tutup gorden ya."
Dastanpun semangat tanpa menolak langsung lari ke kamar, naik kasur dan menutup gorden kamar.

Pelajaran: bener yaaa ketika kita menyuruh dengan menggunakan kalimat tunggal, tanpa disertai ocehah-ocehan yang ngga perlu, si anak bisa lebih fokus menangkap apa yang diperintahkan daripada ocehan-ocehan itu.
Challenge: mom masih harus terus praktek, latihan menerima penolakan dari dastan ketika diminta tolong untuk mengerjakan sesuatu.

#hari6
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Memilih mainan untuk anak laki-laki

Akhir-akhir ini dastan lagi seneng main masak-masakan, biasanya dastan main pakai alat-alat masak punya mom di dapur, lucunya maklum anak laki-laki yang ceritanya lagi di masak itu adalah truk (mobil-mobilan) punya dia πŸ˜… awalnya mom biasa aja, tapi kok ya lama-lama panci mom penyok-penyok ya di pukul-pukul atau digetok-getok ke tembok sama dia pas lagi asik main sendiri πŸ˜‚ wah harus nyari penggantinya nih buat dimainin dastan. Kebetulan 3 hari yang lalu mom dan dastan ngga sengaja lewat ke toko mainan, kami mampir dan mom menemukan mainan alat-alat masak lengkap dengan kompor mainan telor dan daging ayam mainan, mom tanya dastan mau ini ngga buat main masak-masakan? dastan jawab dengan semangat bilang mauuuu. Jadilah dastan punya mainan alat-alat masak, lupa sama panci dan katel mom di dapur. πŸ˜„ Tadi pagi ada orabg tua saya (abah dan nenek) menginap dirumah, bangun tidur dastan langsung semangat ngajak abah & nenek main masak-masakan. Setelah selesai main masak-masakan, ayah bilang ke mom.
Ayah: mom, foto atau video dastan main masak-masakan jangan di upload ke medsos ya, soalnya papa (mertua saya) ngga suka dastan main masak-masakan.
Mom: (lupa ga pake nalar) langsung menanggapi dengan emosi, loh kenapa? anak cowo ga apa-apa kali main masak-masakan. Kan bukan khusus mainan anak perempuan, banyak kan sekarang yanh chef laki-laki baik-baik aja!
Ayah: ya ngga tau, waktu papa kesini liat anak tetangga main masak-masakan dastan pengen ikutan, papa bilang anak laki-laki ngga boleh main masak-masakan.
Mom: kenapa ya? untung aku belum upload video di grup keluarga, kemarin dastan main masak-masakan.
Ayah: ya coba aja biar ketauan boleh atau ngga dan apa alasannya.
Mom: hmmm nanti dulu ah belum mau berargumentasi πŸ˜…
Ayah: ya udah ga usah. (sambil masuk kamar)

Obrolanpun selesai dengan menggantung buat saya, masih ga terima kenapa dastan dilarang main masak-masakan, apalagi mom baru aja beliin dastan mainan buat masak-masakan. Hmmm harus diobrolin lagi nih, mainan apa aja yang boleh dan ngga boleh buat dastan, akhirnya mom sadar dan udah ga emosi lagi, yang melarang kan eyang kakungnya dastan bukan ayahnya dan belum tau juga alasannya kenapa. Tapi nanti mau ngobrol lagi ah sama ayah tentang mainan.

Lalu tadi siang setelah abah dan nenek dastan pulang, kami sekeluarga makan diluar rumah. Setelah selesai makan dan suasana udah enak, dastan serius makan ayah & mom udah selesai makan, mom akhirnya buka percakapan lagi tentang mainan yang masih mengganjal tadi.

Mom: yah, ayah waktu kecil emang ngga pernah main masak-masakan?
Ayah: hmmmm seinget ayah sih ngga pernah
Mom: ngga punya mainan buat masak-masakan juga?
Ayah: ngga.
Mom: kalau main boneka gimana?
Ayah: ngga juga, ayah sama sekali ngga punya boneka dirumah.
Mom: walaupun boneka hewan kayak punya dastan:
Ayah: iya, ayah kalau main boneka-bonekaan pas lagi main di rumah temen.
Mom: kalau dastan gimana yah? boleh ngga main masak-masakan menurut ayah?
Ayah: kalau menurut ayah sih boleh-boleh aja, ngga ada masalah.
Mom: hmm berarti ga apa-apa ya dastan punya mainan alat masak-masakan dan suka main masak-masakan? (memastikan)
Ayah: iya ga apa-apa, boleh. (clear)
Mom: Kalau boneka gimana?
Ayah: main boneka boleh aja, asal jangan boneka cewe. 😁
Mom: ok berarti dastan ga apa-apa ya sekarang suka main boneka-boneka hewan. Terus mainan apa aja dong yang ngga boleh dimainin sama dastan?
Ayah: main makeup-makeupan.
Mom: hahahaha yaiyalah itumah pasti mom larang kalau main makeup-makeupan πŸ˜‚πŸ˜‚ dan ngga akan pernah ngajarin makeup juga πŸ˜†

Alhamdulillah, sekarang mom udah tenang ngga merasa bersalah lagi karena udah beliin mainan alat masak-masakan buat dastan hehe. Dan dastan juga dapat ijin dari ayah yaa main macak-macakan. Sebentar lagi boleh main masak beneran yaa bantuin mom di dapur πŸ˜„

Pelajaran: benar kata bu septi, biasanya masalah yang timbul dalam keluarga itu bukan tentang apa isi dari pembicaraannya tapi bagaimana cara penyampaiannya, tadi mom sempet langsung emosi ketika ayah langsung melarang upload foto/video dastan pas lagi main masak-masakan. Padahal ayah bilang kalau yang melarang itu eyangnya dastan tapi karna langsung dilarang gitu mom langsung lupa pakai nalar lupa mencerna dulu bagaimana maksud yang disampaikan suami.
Challenge: mom harus belajar mendengarkan dulu apa yang ayah sampaikan, jangan langsung asal emosi motong pembicaraan ayah 😐 maafkan yaaa ayaah πŸ™ dan alhamdulillah sekarang jadi tau mainan apa aja yang boleh dan ngga boleh dimainkan sama dastan, kalau sebelumnya sih ngga kepikiran bakal diskusi soal mainan buat dastan sama ayah. πŸ˜„

#hari5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Berkomunikasi produktif dengan diri sendiri

Hari ini mom dan dastan ikut jalan-jalan ke Cirebon sama om, tante dan neneknya dastan. Tidak terlalu banyak komunikasi produktif sama dastan hari ini, karena selama perjalanan subang-cirebon dastan tidur begitupun juga di perjalanan pulang. Sedangkan ayah stay di Bandung ngga ikut.
Di Cirebon kami mampir ke satu tempat makan. Disinilah komunikasi produktif mom dengan diri sendiri dimulai. Ketika dastan menemukan tempat makan yang memakai kursi plastik kecil, dastan memang sudah biasa/sudah sering bermain mendorong-dorong kursi, tapi biasanya mom larang, karena selain mengganggu pengunjung lain mom juga khawatir kalau dastan jatuh pas lagi dorong-dorong kursi.
Tapi hari ini mom mulai belajar memahami, kalau anak-anak itu bisa bahagia dengan hal-hal yang sangat sederhana sekali, ya salah satunya dengan mendorong-dorong kursi, mom mencoba mengerti dan ikut merasakan kalau dastan merasa senang ketika sedang mendorong kursi, perjalanan juga lumayan lama dari rumah nenek ke Cirebon tadi, jadi anggap aja sebagai penghilang rasa pegal-pegal. Mom biasanya suka langsung ngomel-ngomel kalau dastan dorong-dorong kursi di tempat makan, hari ini mom alhamdulillah berhasil ngga ngomel dan ngga melarang, mom hanya mengawasi dan memastikan kalau aktivitasnya itu tidak sampai membahayakan orang lain dan juga membahayakan diri sendiri (jatuh dari ketinggian) karena tempat kami makan tadi memang permukaannya agak lebih diatas daripada kursi-kursi yang lain.

Pelajaran yang bisa diambil: ternyata menyenangkan juga ya bisa memahami keinginan sederhana anak, tidak perlu capek-capek buang energi buat ngomel-ngomel melarang, toh setelah dilarang dastan suka tetep keukeuh pengen main kursi πŸ˜†
Challenge: mom masih harus banyak belajar melatih kesabaran, hari ini bisa jadi berhasil karena ada beberapa anggota keluarga yang ikut, tapi belum tentu kalau kami sedang dirumah hanya berdua saja πŸ˜… bismillah, semoga mom istiqomah buat belajar lebih menahan emosi dan lebih bisa mengerti keinginan sederhana dastan yang lain. Aamiin πŸ˜‡

#hari4
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Mengubah kata "ngga bisa" menjadi "coba lagi pasti bisa"

Mengubah kata "ngga bisa" menjadi "coba lagi pasti bisa"

Tadi siang mom ngajak dastan ke warung sayur di depan komplek rumah. Sebelum berangkat mom minta dastan memakai sandalnya sendiri, tapi dastan menolak dan bilang ngga bisa. Mom udah bertekad untuk mengganti kebiasaan dastan bilang "ngga bisa" menjadi "belum bisa ya?" untuk hal-hal yang memang benar-benar belum dastan bisa dan "coba lagi yaa pasti bisa" untuk hal-hal yang sebenarnya dia bisa tapi tidak mau atau malas mencoba.
Mom: dastan mom mau ke luar ke ibu sayur, mau ikut?
Dastan: mauuu (semangat)
Mom: yuk dastan pakai sandal dulu yaa, mom ambil dompet.
Dastan: pergi ngambil sandal dari luar rumah ke dalam rumah.
Mom: ayo pakai dulu sandalnya sendiri yaa
Dastan: mencoba pakai sandal tapi berujung rengekan.. Ahhh cucahh nda bica mau cama emom aja 😫 (ahh susah ngga bisa mau sama emom aja)
Mom: ayoo dastan pasti bisa, coba dulu yaa.. Pasti bisa!
Dastan: mulai mencoba lagi dan bisa memakai sandalnya sendiri, kemudian senyum dan bilang  yeay bicaaa..
Mom: tuuh kaan dastan bisaa. πŸ‘πŸ‘πŸ‘ ngga susah kan ya? mudah yaaa? (menegaskan kata ngga & mengganti jadi mudah)
Dastan: iyaa

Hari ini mom fokus ke merubah kata ngga bisa menjadi coba dulu, pasti bisa dan ketika dastan bilang susah, mom bilang coba lagi, mudah dan setelah berhasil melakukan sesuatu yang sebelumnya dibilang susah/ngga bisa mom meyakinkan kembali kalau dastan harus mencoba dulu lalu boleh meminta bantuan mommy. Alhamdulillah dastan sedikit-sedikit mau berubah dan mom juga insyaAllah mau konsisten meyakinkan dastan kalau dia harus percaya diri untuk bisa melakukan sesuatu dan berusaha dulu sebelum berkata "ngga bisa" atau "susah".

#hari3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Game kelas bunda sayang (level 1) TANTANGAN 10 HARI BERKOMUNIKASI PRODUKTIF

Hari ini, tanggal 26 januari 2017 untuk pertama kalinya kami sekeluarga janjian buat makan siang bersama di hari kerja dan di jam istirahat kerja ayah πŸ‘
Sebelumnya kami memang ngga pernah makan siang bareng kalau di hari kerja, ayah makan siangnya di kampus atau makan diluar kampus sama teman-temannya. Tapi tadi malam ayah tiba-tiba ngajak makan siang bareng ❤️
Rasanya seneeeng banget kaya diajakin ngedate sama pacar hihihi.. Padahal makan malam biasanya bareng-bareng juga kalau diluar tapi ngga tau kenapa rasanya beda aja 😁 ayah yang biasanya sibuk dan lembur terus akhirnya meluangkan waktu untuk makan siang bersama, walaupun hanya sebentar tapi rasanya quality time banget. Dastan yang tidur di perjalanan sampai di tempat makan bangun dan lihat didepannya ada ayahnya itu dia langsung seneng banget matanya berbinar-binar sambil senyum manggil ayaah 😘😘

Setelah ngobrol-ngobrol, ternyata ayah juga seneng bisa lunch bareng keluarga dan bilang kayaknya kita perlu sering juga makan siang bareng. Yeayyy alhamdulillah dastan juga seneng maunya disuapin sama ayah terus, ayahnya menghilang sedikit dari pandangan aja langsung tanya ayah mana ya? πŸ˜… sampai mommy godain bilang cie cie terus hihihi

Setelah ngobrol dengan suami, kedepannya jadwal makan siang bersama di hari kerja ini akan kami rutinkan (tapi tidak tiap hari) tergantung sikon jadwal ngajar dan pekerjaan ayah, makan dirumah atau diluar rumah. Tujuannya adalah untuk mendekatkan bonding ayah dan dastan. Supaya dastan mengingat keberadaan ayah di siang hari, ngga hanya ketemu di malam hari saja sebentar menjelang tidur. Tidak terus menerus hanya punya kenangan bareng mommy kalau di siang hari. Mengingat kemarin-kemarin ayah sempet sedih ketika harus lembur terus sering pulang tengah malem dan dastan sempet kaya "ngga kenal" sama ayah, dan ngga mau juga digendong ayah kaya takut ke orang asing 😒

Selain komunikasi mommy sama ayah, hari ini ayah lebih banyak juga komunikasi/ngobrol sama dastan, termasuk belajar mengenal nama-nama makanan yang baru dastan lihat. Alhamdulillah πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡

Terimakasih untuk waktunya hari ini ayah ❤️

#hari2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Game kelas bunda sayang (level 1) TANTANGAN 10 HARI BERKOMUNIKASI PRODUKTIF

Tugas pertama dari kelas bunda sayang dibuka dengan ngobrol sama suami untuk menyamakan persepsi tentang materi komunikasi produktif, setiap hari menjelang tidur biasanya kami ngobrol tentang aktivitas harian atau diskusi apapun, tapi ngobrol-ngobrol santai saja ngga serius banget. Nah hari ini setelah mendapat challenge pertama di kelas bunda sayang, ada yang berbeda nih.. Kami nonton youtube bersama tentang materi komunikasi produktif lalu masing-masing saling beropini, awalnya saat membaca tugas pertama tentang buatlah "forum keluarga" saya merasa bingung, yang terbayang adalah membuat forum formal untuk keluarga duduk bersama dan berdiskusi tentang apapun, ternyata pemahaman suami beda, menurut suami forum keluarga dalam konteks ini bukan berarti formal harus menentukan jadwal setiap hari untuk berkomunikasi produktif, bisa kapan saja dimana saja dan ngga diatur temanya. Setiap keluarga pasti selalu berkomunikasi sama keluarganya sekalipun yang LDR dengan keluarganya.

Setelah menonton video sampai akhir, suami mengevaluasi, katanya kalau komunikasi saya dengan suami tidak ada masalah, yang masih harus diperbaiki itu komunikasi mommy sama Dastan, saat lagi capek mommy masih suka marah2 sama dastan. Hikssss iyaaa bangetttt 😭😭😭 maafin yaa Dastan πŸ™πŸ™πŸ™ jadi challenge mommy untuk saat ini adalah memperbaiki komunikasi sama Dastan yaaa.. Bismillahirrahmaanirrahiim,, semoga Allah mudahkan. Aamiin πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡

#hari1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip